May 21, 2020

Contoh Naskah Teater - Bahasa Indonesia

Contoh Naskah Teater - Bahasa Indonesia
Sumber: garisbuku.com

Assalaamu'alaikum wr.wb.

Di sini saya hanya bisa membuat konten tentang naskah teater saya saja karena kalau saya juga membuat konten tentang naskah asli maka saya tidak ingin kena copyright atau yaa seperti itulah. Untuk naskah aslinya bisa kamu buka di buku Jangan Bilang Siapa-Siapa bagian "Lari atau Mati", itu sepertinya Bab 8 kalau nggak salah.


Contoh Naskah Teater - Bahasa Indonesia (Kisah pembuatan beserta link naskahnya)

Contoh Naskah Teater - Bahasa Indonesia (Kisah pembuatan beserta link naskahnya)
Sumber: garisbuku.com

Assalaamu'alaikum wr.wb.

Yap, ini saya sebagai admin. Saya berusaha selalu mengisi konten setiap hari walau Gado-Gado haha

Ok, hari ini saya akan menulis konten tentang naskah teater yang pernah saya buat.
Ingin saya ceritakan karena naskah yang saya buat ini mendapat nomor 1 sekelas. Begini,



Puisi : Angan yang Tertimbun - Analisis

Puisi : Angan yang Tertimbun - Analisis
Assalaamu'alaikum wr.wb.
Nah Guys, ini nih analisisnya, tapi perlu diperhatikan bahwa

Kalau bisa lihat ni puisi di PC/Laptop ya
Supaya bisa lihat struktur puisinya
Kalau hanya ada HP, bisa diubah ke situs desktop, lalu dimiringkan/landscape HPnya, dan

TIDAK BOLEH DICOPYPASTE!!!


HAK CIPTA INI, JANGAN MAIN-MAIN

Ok Terima kasih ^v^


--------------------------------------------------------------------

Analisis Puisi

Struktur Fisik

Diksi : - Kata melihat diganti dengan Memandang, Menghadap
Contoh :
Memandang kiri dan kanan
Melihat kiri dan kanan
Menghadap langit

- Kata menyegarkan diganti dengan Menyuci
Contoh :
Untuk menyuci mataku

- Kata berjalan diganti dengan Kaki bergerak, melangkah
Contoh :
Yang sedang berjalan
Kaki bergerak keluar
Melangkah ke sekolah

Imaji : - Imaji Penglihatan
Contoh :
- Memandang kiri dan kanan
Bawah dan atas
- Melihat kiri dan kanan
Depan dan belakangku
- Menghadap langit
- Di kiriku sedang membaca
- Di kananku sedang mengetik
- Di depanku sedang menulis
- Di belakangku sedang mengetuk-ngetuk
Meja dengan kepala
- Muka gelisah nan takut,
- Dan, tangan ini
Mengarah ke langit


- Imaji Perasaan
Contoh :
- Rasanya wajar-wajar saja
- Hati tidak kuat,

Kata Konkret : - Angan = Harapan sementara
- Hati = Perasaan

Majas : - Anafora
Angan-angan yang ingin dikejar olehku
Angan-angan yang hanya terlintas di pikiranku
Angan-angan yang hanya lewat begitu saja di depanku ?


- Repetisi
Menulis, menulis, menulis
Membaca, membaca, membaca

- Epistrofa
Aku adalah manusia
Semua manusia

- Plesodiklosis
Di kiriku sedang membaca
Di kananku sedang mengetik
Di depanku sedang menulis
Di belakangku sedang mengetuk-ngetuk
Memandang kiri dan kanan
Melihat kiri dan kanan


Versifikasi :
Rima :
- Terdapat perulangan n, dan a di akhir kalimat
Aku adalah manusia
Yang sedang berjalan
Di dalam kehidupan
Semua manusia

- Terdapat perulangan u di akhir kalimat
Angan-angan yang ingin dikejar olehku
Angan-angan yang hanya terlintas di pikiranku
Atau,
Angan-angan yang hanya lewat begitu saja di depanku ?

Tipografi : - Setiap baris diawali huruf kapital
- Baris ke 1-4, 5-8, 9-14, 14-18 makin menjorok ke kanan
- Ada beberapa baris yang berbentuk tangga, seperti :
Seraya berkata,
Harapan,
Bakat,
Impian,
Dan, tujuan hidupku disini, Apa ?


Struktur Batin


Tema       : Impian yang belum tercapai
Amanat   : Jangan putus di jalan, korbankan sebagian untuk mengejar satu tujuan
Nada       : Di bagian awal bacaan puisi terdapat nada sedang
    Di bagian tengah bacaan puisi terdapat nada agak tinggi
    Di bagian akhir bacaan puisi terdapat nana rendah
Perasaan : Sedih, pasrah

May 20, 2020

Puisi : Angan yang Tertimbun

Puisi : Angan yang Tertimbun

Assalaamu'alaikum wr.wb.

Apa kabar Guys? Maaf ya jarang nulis lagi. Soalnya lagi ada masalah ni :')
Ok, kali ini saya akan membuat artikel tentang tugas saya waktu kelas 10 semester 2
Wah sudah lama juga ya, tahun berapa tu antara 2016 atau 2017 mungkin...
Wahh dah 4 atau 3 tahunan ya WoW ~

Ok, dulu tugasnya tu mapel Bahasa Indonesia disuruh buat puisi beserta analisisnya.
Wah gimana tuh?
Kalau analisisnya saya buat di artikel selanjutnya karena kalau di sini takut kebak or kebanyakan hehehe wkwkwk

Dan, puisi ini ni dapat pujian dari Guru Bahasa Indonesiaku Guys!!!
Pujiannya gimana tuh? Gini,
Puisi saya termasuk yang terbagus sekelas, PERTAMA!!!
Terus ditanya oleh Guru saya, "Kamu buat puisi ini dimulai dari analisis dulu atau langsung buat puisinya dengan perasaan?" (Yah intinya gitulah, lupa kalimatnya kayak gimana)
Terus saya jawab "Langsung buat puisinya, Bu."

Hehe

Bisa dilihat sendiri puisi saya di bawah ini, And you know that.. This puisi is about my curhat by the way hwehwe :)

Ok so.. let's go to read my puisi Yey ~

Eits, kalau bisa lihat ni puisi di PC/Laptop ya
Supaya bisa lihat struktur puisinya
Kalau hanya ada HP, bisa diubah ke situs desktop, lalu dimiringkan/landscape HPnya


TIDAK BOLEH DICOPYPASTE!!!

HAK CIPTA INI, JANGAN MAIN-MAIN

Ok Terima kasih ^v^

----------------------------------------------------------------------------

Aku adalah manusia
Yang sedang berjalan
Di dalam kehidupan
Semua manusia

Melangkah ke sekolah
Memandang kiri dan kanan
Bawah dan atas
Untuk menyuci mataku

Duduk di sebuah bangku
Berada di ruangan kelas
Melihat kiri dan kanan
Depan dan belakangku
Ntah mengapa,
Rasanya wajar-wajar saja

Di kiriku sedang membaca
Di kananku sedang mengetik
Di depanku sedang menulis
Di belakangku sedang mengetuk-ngetuk meja dengan kepala

Muncul tanda tanya,
Apa yang sedang mereka lakukan ?
Sesibuk itukah di awal sekolah ?
Apa yang mereka rencanakan ?

Hati tidak kuat,
Kaki bergerak keluar
Menghadap langit
Berwarna cerah
Campuran biru dan putih

Terpikir olehku,
Apakah di setiap waktu harus begitu ?
Apakah tidak ada yang lain ?

Menulis, menulis, menulis,
  Membaca, membaca, membaca

Aku tahu itu baik,
Tapi sangat kejam untuk dipandang

Muka gelisah nan takut,
Itukah yang harus dihadapi ? Ya
Dan, tangan ini
Mengarah ke langit
Seraya berkata,
Harapan,
Bakat,
Impian,
Dan, tujuan hidupku disini, Apa ?

Apakah hanya sebuah angan ?
Angan-angan yang ingin dikejar olehku
Angan-angan yang hanya terlintas di pikiranku
Atau,
Angan-angan yang hanya lewat begitu saja di depanku ?

Tidak adakah kata waktu istirahat ?
Untuk mengistirahatkan pikiranku ?
Dan, mengejar angan yang sudah
Kucantumkan dalam pikiranku,
Kutulis dalam niatku ?

Banyak yang terhapus
Angan itu sudah menjadi Angin
Angin yang terbang lepas susah digapai
Yang hanya membuka lembar-lembaran buku
Yang berisi perintah
Tugas

Karya : Anisa Shiela Jasmine
Purwodadi, 16 Mei 2017

----------------------------------------------------------------------------

Untuk analisisnya, klik di sini

Puisi : Senjata Makan Lauk Tuannya

Puisi : Senjata Makan Lauk Tuannya
Telah kususun sebanyak 5 kuintal, bahkan tak terhingga
Tidak, bukan 5 bahkan lebih
Itu hanya angka

Maksudku, tidak bisa dilihat jelas oleh mata
Hanya bisa di pikiran
Imajinasi, yang payah
Dimana semua harus dilakukan, padahal
Satu langkah pun langsung jatuh

Hanya melangkah beberapa langkah, tapi
Harus lelah selelah-lelahnya, apa?
Badan yang berusaha bekerja
Hanya mencari beberapa materi, tapi
Harus buang sebanyak-banyaknya, apa?
Sampah di pikiran yang mengganggu

Sudah kusiapkan sebuah kain kanvas, bukan kain kafan
Belum siap jika menghadapi kain kafan, tuk masa depanku nanti
Dan betapa bodohnya diriku
Terlalu fokus pada cat kuas
Betapa bodoh diriku
Tidak tahu apa yang kulukis
Dan lagi, betapa bodohnya diriku
Hanya mengikuti tanpa petunjuk

Yang tergambar di kain kanvas, apa?
Indah, iya.
Impas? Tidak.
Itulah butanya mata hati.

Ya iya, ada hikmah dari puisi ini?
Silahkan dimengerti sendiri, karena
Sang pekarya tidak akan menjelaskan karyanya

Puisi : Mereka juga Manusia

Puisi : Mereka juga Manusia
Terkadang,
Orang yang melihat kita
Hanyalah dari luar

Yang luar kelihatan baik-baik saja,
Namun justru belum tentu
Itulah yang bahaya
Bisa saja sebaliknya

Jika tiada kabar lagi darinya,
Siap-siap tuk merasa kehilangan

Ntah itu apapun, apapun itu
Hanyalah sementara

Mereka juga manusia, bukan Tuhan

Puisi : Hambarnya Lukisan

Puisi : Hambarnya Lukisan
Bunga yang terlihat memang indah, namun
Tidak tahu kapan lunturnya warna bunga itu

Sebuah lukisan bisa berbohong
Membohongi sang pelukis
Dilukis bertahun-tahun, tapi akhirnya rusak, luntur

Selama ini, apakah aku telah menjadi bunga berduri? Atau yang lain?
Tulisan di tangan yang selalu kupegang, ternyata salah semua, dan
Lukisan yang telah terjual tidak bisa kembali

Yang terlukis dari pikiran telah hilang
Tiada yang bisa dilakukan oleh tangan ini
Berhenti menari dengan kuas

Hanya bisa menunggu waktu.

Walau sakit pada akhirnya, walalu bahagia pada akhirnya
Bodoamat, tolong hilangkan rasa peduli ini dari diriku
Aku tidak suka kebimbangan ini.



Penulis          


Anisa Shiela Jasmine