May 20, 2020

Puisi : Senjata Makan Lauk Tuannya

Telah kususun sebanyak 5 kuintal, bahkan tak terhingga
Tidak, bukan 5 bahkan lebih
Itu hanya angka

Maksudku, tidak bisa dilihat jelas oleh mata
Hanya bisa di pikiran
Imajinasi, yang payah
Dimana semua harus dilakukan, padahal
Satu langkah pun langsung jatuh

Hanya melangkah beberapa langkah, tapi
Harus lelah selelah-lelahnya, apa?
Badan yang berusaha bekerja
Hanya mencari beberapa materi, tapi
Harus buang sebanyak-banyaknya, apa?
Sampah di pikiran yang mengganggu

Sudah kusiapkan sebuah kain kanvas, bukan kain kafan
Belum siap jika menghadapi kain kafan, tuk masa depanku nanti
Dan betapa bodohnya diriku
Terlalu fokus pada cat kuas
Betapa bodoh diriku
Tidak tahu apa yang kulukis
Dan lagi, betapa bodohnya diriku
Hanya mengikuti tanpa petunjuk

Yang tergambar di kain kanvas, apa?
Indah, iya.
Impas? Tidak.
Itulah butanya mata hati.

Ya iya, ada hikmah dari puisi ini?
Silahkan dimengerti sendiri, karena
Sang pekarya tidak akan menjelaskan karyanya
Previous Post
Next Post

0 komentar: