Jan 24, 2023

Jangan bawa uang pas untuk perpanjang SIM! Begini total biaya yang sebenarnya.

Assalaamu'alaikum..

Halo semuanyaa... Kamu apa kabar? Alhamdulillah aku baik kok, terima kasih sudah nanyain ^v^

Eh nggak ada? Yaudah ngga papa, It's Okeyy :>

Baiklah, hari ini aku akan menceritakan kisah pengalaman orang lain dengan saksinya ada aku wkwkw dalam peristiwa perpanjang SIM.

Telah diketahui bahwa, SIM terdapat masa berlaku selama 5 tahun. Kalau sudah lewat maka kalau bisa jangan ya usahakan tepat waktu, ntar malah repot lebih panjang urusannya sama polisi nanti :')

Dan... Lanjut... Hmm... Ternyata begini kisahnya :

Suatu pagi, baru aja hari kemarin karena mau kadaluwarsa masa SIMnya. Suami lagi kerja di luar, aku lagi persiapan mau nulis artikel di blog ini. Eh ndladah, aku lupa kalau hari ini (kemarin) mau perpanjang SIM suami. Yaudah akhirnya aku bergegas mandi dan tidak jadi menulis blog. "Nanti siang aja deh dilanjutin" Pikirku. Lalu, Suami pun sudah pulang ke rumah, eh aku masih di dalam KM wkwkw... Iya lama maaf, soalnya cewe :'3 . Nah, setelah selesai mandi lalu beres" diri siap" lalu berangkat deh. Kami berangkat jam 09:18 pagi, bisa dibulatkan menjadi 09:20 pagi aja.

Nah, rencana kami mau perpanjang SIMnya di tempat SIM Keliling. Tapi, ternyata Bus SIM Kelilingnya belum datang dan tidak tahu datang jam berapa, jadi akhirnya kami memutuskan pergi langsung ke Pusatnya, yaitu Polres Sleman. Ya, di situ bisa mengurus SIM STNK dan lain sebagainya. Dan kami sampai di Polres sekitar jam 10:00 pagi.

Ternyata, Polres tu luas ya banyak gedungnya. Bahkan, tempat mengurus perpanjangan SIM, bayar pajak STNK, pembuatan SIM STNK dsb. berada di salah satu gedung di Polres yang berada di lantai 2. Nah, kami naik ke lantai 2 itu, lalu kami diberitahulah cara perpanjangan SIM itu gimana. Ternyata, persyaratan yang harus dipenuhi :

  • Fotokopi KTP 4 lembar
  • Fotokopi SIM 4 lembar
  • Surat Tes Kesehatan
  • Surat Tes Psikolog

Lalu, kami tanya tempatnya untuk Tes Kesehatan + Tes Psikolog + Fotokopi. Dan Wow, tempatnya di seberang jalan depan Polres. And finally, kami turun lagi dari lantai 2 lalu jalan kaki menuju keluar dari Polres menuju seberang jalan depan Polres.

Pertama, Kami pergi ke tempat Fotokopi dulu. Di situ, untuk Fotokopi SIM dan KTP digabung menjadi 1 lembar Fotokopian, dan bayar 2000 rupiah aja (masuk akal harganya karena 4 lembar x 500 rupiah).

Kedua, Setelah selesai Fotokopi SIM & KTP, kami pun pergi ke ruang Tes Psikolog. Di sana, pintu ruangannya terbuka, jadi aku menunggu di luar sambil duduk lalu main HP wkwkw. Sedangkan suamiku mengerjakan tes psikolog di dalam ruangan. Setelah selesai Tes Psikolog, suamiku pun keluar dari ruangan. Dan dia cerita, "Tesnya bayar 75.000 . Tadi tesnya kuisi ngawur, Apakah kamu percaya diri? Tidak. Aku memilih jawaban rendah diri, dan sebagainya. Tapi masih dinyatakan Lulus. Kok bisa ya?". Lalu, aku tanya ke suamiku, "Mungkin kamu terlihat waras kali, jadi yang nilai kamu nggak percaya haha.". Suami nyeletuk, "Tapi aneh lo, kan seharusnya nggak lulus.". Dan di sini, harganya tidak masuk akal, 75.000 hanya untuk tes psikolog.

Ketiga, Setelah selesai ikut tes psikolog, kami pun pergi ke tes kesehatan. Di sini orang-orang pada mengantri. Sambil mengantri, Suamiku pingin minum. Jadi, kubelikanlah minum air dingin (karena dia minta itu wkwkw). Setelah keluar dari Warung (sampingan sama ruang tes kesehatan), Suamiku pun minum air dingin. Lalu, kutawari makan (karena tadi aku beli Roma Biskuit gitu yang isinya ada coklatnya hehe, enak ternyata sekalian sarapan wkwkw). Suamiku mau makan nanti, yaudah aku duduk aja di tempat dudukan semen (depan ruko yang lagi tutup ada tangga kecil gitu, biasanya dibuat tempat duduk sama orang yang menunggu kerabatnya ikut tes kesehatan). Sambil makan, sambil main HP pula :v . Dan lumayan lama ya nunggunya soalnya agak mengantri. Nah, setelah selesai tes kesehatan ni, Suamiku cerita, "Tadi bayar 25.000 . Cuma ada yang aneh, masa pas tensi jaketnya nggak dilepas?". Aku penasaran lalu bertanya, "Kok bisa gitu?". Suamiku pun melanjutkan ceritanya, "Ntah. Tadi kan aku mau melepas jaketku, terus dihalangi sama petugas. 'Jangan dilepas Pak, pakai aja.', Akhirnya aku nurut aja tetap memakainya. Dan setelah diukur pakai tensi, laporan dari tensinya itu 120 80. Kata petugasnya, 'Bagus sehat Pak badannya', dalam hati : ini aja pusing bu.". Aku ngakak lah gimana nggak ngakak masa pas tensi jaket nggak dilepas, ya perhitungan alatnya nggak akuratlah, apalagi jaketnya habis kena panas ya gimana coba, di tempat Puskesmas atau Klinik pasti diminta lepas Jaket, la ini nggak WaW :'v.

Pada sekitar jam 10:30 an siang, habis dari Fotokopian dan segala macam Tes, kami pun kembali ke gedung Polres di lantai 2 (sekalian olahraga jalan kaki ini mah, disuruh bolak-balik wkwkw) untuk perpanjang SIM (la untuk apa lagi? Masa ngopi-ngopi sama Pak Polisi? :/). 

Dan, setelah ke petugas di lantai 2, petugas itu meminta persyaratan untuk perpanjang SIM :

  • SIM yang akan diperpanjang
  • Fotokopian yang tersisa (tinggal 2 lembar, 2 lembar 2 lembar:)
  • Surat Tes Kesehatan & Tes Psikolog

Kami menyerahkan sesuai dengan Persyaratan, lalu petugas itu pun mengambilnya lalu disteples jadi satu. Lalu, dia menyerahkannya kembali pada kami dan kami diminta untuk menunggu sampai nomor antrian kami dipanggil. Ya, petugasnya di lantai 2 bagian luar (bagian depan), dan di sana disediakan kursi berbahan besi yang sudah terpasang dengan lantai, jadi tidak bisa digeser-geser kursinya :) . Lalu, kami pun mencari tempat kursi bagian belakang karena bagian depan terlihat panas banyak orang. Ya, kami mencari tempat duduk yang agak sepi dan sejuk.

Wew, tercengang aku baru tau kalau SIM bisa disteples :'v

Karena menunggu agak lama, sekitar jam 10:45 siang pun akhirnya kami pindah tempat duduk di bagian depan barisan belakang. Dan ternyata, nomor antrian kami sudah lewat. Nomor antrian kami ialah 142, sedangkan nomor antrian yang sudah dipanggil ialah 150. Otomatis kami pun langsung masuk ke ruangan. Untung nggak disuruh mengantri lagi wahaha :') .

Oke, mengapa no antrian kami bisa terlewatkan? Karena tidak kedengaran. La kok bisa? Karena masih memakai sistem pemanggilan no antrian dengan suara manusia. La kenapa kok tidak pakai mesin suara atau apalah itu? Ya itu, aku tidak tahu. Rusak mungkin. Alatnya ada soalnya. Kok nggak diperbaiki? Mana kutahu, jangan tanya aku kan aku nggak kerja di sana :(

Berada di ruangan Polres bagian pengurusan SIM STNK dll di lantai 2 hwehwe :)

Setelah masuk ke ruangan, kami diberi secarik kertas untuk mengisi nama kami lalu keperluan dan biaya (ntah untuk biaya apakah kami yang mengisi atau dari petugasnya, kayaknya sih petugas wkwkw). Setelah mengisi, Suamiku pun masuk ke ruangan lagi di bagian pembayaran. Untuk List biaya perpanjang SIM :

  • SIM A : 80.000
  • SIM C : 75.000

Nggak tau kalau kedepannya bakal berubah lagi atau nggak, wkwkwkwkwkwkw :v

Okeyy, Lanjut...

Setelah bayar biaya pengurusan perpanjangan SIM, kami pun ke loket 1 dengan menyerahkan Fk yang telah disatukan dengan Surat" Tes dan SIM, lalu kami pun diminta untuk menunggu dan akhirnya kami mencari tempat duduk di lorong samping Loket 1 (lumayan agak sepi sih suasananya wkwkw). Setelah menunggu agak lama, akhirnya nama Suamiku pun dipanggil untuk mengambil formulir yang isinya mengenai data diri sampai keperluan di sana. Setelah mengisi formulir, Suamiku pun menyerahkan ke loket 2, dan kami pun diberi no antrian untuk menunggu. Dan di sinilah masalahnya, LAMAAAE POL. :(

Menunggu di ruangan tunggu wakakaa

Dari jam 11:00 an siang lewat sampai jam 12:00 siang, kami menunggu. Di sela-sela itu, Suamiku pun Shalat Dhuhur dulu, sedangkan aku lagi libur :). Dan mendapat pengumuman dari Pak Polisi melalui pengeras suara, katanya ada masalah gangguan jaringan online. Ya pantes lama, ntah itu benar atau tidak.

Jam 12:30 siang, baru dipercepat proses pengantriannya. Yang dimulai no antrian 100. Jadi, kami harus menunggu 70 an no antrian lagi. Dipanggil per 10 no antrian. Terus dari tadi pagi jam 08:00 pagi sampai jam 12:00 siang ngapain aja?

No antrian kami masih B-167 huhu :')

Setelah di giliran kami dipanggil untuk masuk ke ruangan foto SIM + Sidik jari + dll, ternyata sudah pukul 14:00 siang. Dan kami pun mulai frustasi menunggu terlalu lama. Waktu sudah terbuang percuma karena hanya menunggu ini. Bukan hanya kami, tapi juga orang lain pun merasakan hal yang sama.

Ruang Foto, hwehwe :3

Selesai 10 menitan lebih, kami pun menunggu pembuatan SIM nya jadi. Sudahlah frustasi menunggu... Dan SIM pun jadi pada pukul 14:30 siang.

---------------------

Wew, apa akibat dari menunggu pengurusan perpanjang SIM ini?

  • Aku tidak jadi buat artikel. Tidak bisa beberes rumah lebih lanjut.
  • Suamiku apalagi, dia kerja di lapangan. Kalau menunggu hanya di ruangan itu aja, dia hanya bisa menghandle lewat HP aja. Belum lagi antar barang pesanan customer ke beberapa tempat. Pekerjaannya jadi banyak yang bertumpuk dan belum terselesaikan.

Setelah selesai pengurusan perpanjang SIM yang terlalu lama, kami makan dulu Mie Ayam Bakso sama Bakso Kingkong yagn ditemani dengan Es Teh 3 gelas. Di sana rasa Bakso sama Mie Ayamnya lumayan. Setelah makan, aku diantar pulang dan Suamiku pun ngebut langsung kerja.

---------------------

Bukannya ribet, tapi banyak kejanggalan dan terlalu lamanya menunggu. Ada 5 hal yang membuatku janggal,

Pertama, Dari biaya yang dijelaskan di website lain hanya 75.000/80.000, sedangkan untuk kenyataannya aja malah sampai 175.000/180.000. Itu biaya apa kok sampai banyak gitu? Korupsi? Nggak masuk akal sama sekali. Belum lagi yang ikut tes banyak orang. Coba kalau 100 orang yang ikut tes, 100 orang x Rp 100.000 = Rp 10.000.000 sudah Omset kotornya hanya dari Tesnya PER HARI. Bayangkan kalau sebulan, 6 hari x Rp 10.000.000 = Rp 60.000.000 sudah Omset kotor mereka per bulan. Orang"nya? ya ntah banyak tapi lebih banyak uangnya. Beh mah negara ini emang aneh.

Kedua, Selain dari biaya Tesnya, untuk Tes Psikolog pun cuma isi psikotes aja, sudah cuma itu aja. Itu tu seperti tes psikotes ketika kamu jadi calon kandidat di sebuah perusahaan. Setelah tes psikotes pun, kamu tidak dapat nilai apa-apa selain LULUS.Jawab asal-asalan pun juga tidak akan berpengaruh.

Ketiga, Mengapa Ruangan Tes terletak terpisah dengan Gedung Polresnya? Mengapa tidak disatukan? Kan kasihan orang yang mau mengurus keperluan SIM STNK dll harus bolak balik dulu.

Keempat, Menunggunya yang terlalu lama. Total kami mengurus perpanjangan SIM sampai 4,5 jam. Dan banyak sekali waktu kami yang terbuang hanya karena pengurusan SIM ini. Overload? Masa sampai selama itu sih? Ah yang bener aja. 

Kelima, Jangan tanya mengapa tidak daftar melalui online. Sudah aku cek, dan ternyata harus ada surat Kesehatan dan surat Psikolog dulu. Ntah diterima atau tidak kalau surat" Tesnya dari pihak luar. Terlebih lagi, aplikasinya pun suka error. Suamiku pernah scan wajah, sudah berhasil scan tapi tetap gagal diterima oleh aplikasinya. Ntah HP Suamiku yang bermasalah atau aplikasinya, tapi nggak mungkin HPnya karena pencahayaan sudah terang dan wajah Suamiku sudah kelihatan.


Kecewa sama Polres Sleman, yang terletak di Jalan Magelang. Bagi kamu yang mau mengurus perpanjangan SIM, bisa dicek dulu di Google Maps. Lihatlah penilaian orang-orang di sana. Termasuk aku sih ikut nilai juga wkwkw tapi ntah berguna apa nggak. Mungkin bagi mereka berpikir, "Orang-orang akan membutuhkan kami, pasti selalu ada yang datang ke sini buat mengurus keperluan yang berkaitan Hukum. Nggak ada pengaruhnya penilaian orang-orang mah.".

Menjengkelkan bukan? Tapi mau gimana lagi? Welcome to Tanah Air, Haha :v

---------------------

Sekian dari saya, terima kasih sudah membaca curhatan hati saya aowkwkw :')

Mohon maaf bila membuat anda panas hati atau menyakiti perasaan anda. Oh berarti anda polisi? Baiklah kalau begitu, artikel ini mohon dijadikan pembelajaran supaya tempat kantor anda berkembang jadi lebih baik dan pelayanannya lebih ramah dan proses segala pengurusannya lebih cepat lagi, Aamiin ^v^

Saya mohon tuntaskan artikel ini dulu yah, Wassalaamu'alaikum...

Previous Post
Next Post

0 komentar: