Ketika berandai-andai, denganmu
Dunia akan lebih indah, mungkin
Namun, semua itu hanyalah debu
Yang saling beterbangan
Tapi ternyata, hanya sebuah lukisan
Yang tidak terlihat, ya
Hanya kau, aku, serta Tuhan yang tahu
Betapa buruknya di masa itu
Apakah bisa kujadikan kata bodoh untukku?
Dimana masih berharap di jalan yang tersesat?
Bagaimana mungkin mengharapkan suatu harapan yang kosong
Untuk apa?
Antara stroberi atau mangga, mana yang kau pilih?
Pada akhirnya, waktu menjalankan sistem takdir
Dan inilah aku, selalu bertepuk sebelah tangan
Dan sekarang, apalah aku
Mengharapkan suatu harapan yang kosong
Telatnya waktu,
Sesatnya jalan,
Lelahnya hati,
Cepatlah sembuh lukaku
Aku tidak ingin merasakan sesak di dadaku.
0 komentar: